Jun 30, 2011

Tempat HP Cantik Dengan Sulaman

Mutiacreation : Tempat HP (Hand Phone) cantik bisa dibawa kemana-mana. Tempat HP motif batik dengan penutup dan tali model sulaman. 
Harga Rp 12.000. Reseller ada discount menarik. Ambil 1/2 lusin juga ada discount.




Postingan terkait

Jun 29, 2011

Daster batik

Grosir dan eceran baju daster batik, pakaian atau busana wanita, baju tidur yang murah dan berkualitas.
DS06A
DS06A (pilihan warna)
LD : 106 cm, Panjang : 109 cm, Lengan : pendek
Spesifikasi : warna, kerut di dada
Harga Rp. 40.000


DS06B
DS06B (pilihan warna)
LD : 102 cm, Panjang : 106 cm, Lengan : pendek
Spesifikasi : warna, krah V variasi renda 
DS06C
Harga Rp. 40.000

DS06C (pilihan warna)
LD : 102 cm, Panjang : 106 cm, Lengan : pendek
Spesifikasi : warna, krah V variasi renda, pinggang kerut
Harga Rp. 40.000


Postingan terkait


Jun 28, 2011

Surjan Lurik Pakaian Tradisional Jawa

Surjan Lurik adalah pakaian tradisional Jawa. Busana tradisional pria ini belum begitu dipopulerkan pemerintah seperti yang dilakukan terhadap pakaian batik.



Harga : Rp 55000 + ongkos kirim
M  : LD : 88 cm , pjg : 64 cm , PL : 50 cm
L   : LD : 96 cm , pjg : 68 cm , PL : 54 cm
XL : LD :      cm , pjg :      cm , PL :      cm
Pilihan : Motif lurik aneka warna
Spesifikasi : 2 saku di bagian bawah
Code : SJ_120311



Postingan terkait


Kemeja Pria - Kemeja Batik - Kemeja Santai - Kemeja Resmi - Kemeja Lengan Pendek

Kemeja pria lengan pendek. Kemeja kerja pria motif batik. Kemeja batik pria. Kemeja murah tidak murahan.
G06D1
G06D2
G06D3
G06D4
G06D5
G06D6
Harga Rp 55000 + ongkos kirim
M   : LD : 106 cm , panjang : 68 cm
L   : LD : 110 cm , panjang : 71 cm
XL  : LD : 112 cm , panjang : 73 cm
Spesifikasi : satu saku di dada 


Postingan terkait 

Jun 27, 2011

Blouse Modern Dengan Aplikasi Bordir

Blouse wanita dengan gambar bordir yang cantik, cocok sebagai blouse kerja atau blouse santai.


Aplikasi 3 kupu kupu
M  : LD : 100, Pj : 66, Lg : 19
L   : LD : 102,
Pj : 66, Lg : 19
XL : LD : 104,
Pj : 66, Lg : 19
Bahan : Blaco (Grey)

Price :  Rp 65000


Aplikasi  kupu kupu

M  : LD : 100, Pj : 66, Lg : 19
L   : LD : 102,
Pj : 66, Lg : 19
XL : LD : 104,
Pj : 66, Lg : 19
Bahan : Blaco (Grey)

Price :  Rp 65000






Aplikasi gajah
M  : LD : 100, Pj : 66, Lg : 19
L   : LD : 102,
Pj : 66, Lg : 19
XL : LD : 104, Pj : 66, Lg : 19
Bahan : Blaco (Grey)

Price :  Rp 65000
Order  :  (+62) 817 439 779








Posting terkait


Blouse Wanita Lengan Panjang

Blouse wanita lengan panjang, blouse simple yang cocok untuk setelan busana muslim atau baju muslim.
BLP06A
BLP06A (Pilihan warna)




BLP06B
BLP06B (Pilihan warna)


Harga Rp 60.000 + Ongkos kirim
M   : LD : 90 cm, Panjang : 71 cm, Lengan :48 cm
L   : LD : 96 cm, Panjang : 72 cm, Lengan :49 cm
XL : LD : 102 cm, Panjang : 75 cm, Lengan :49 cm

Posting terkait

Jun 25, 2011

Fathimah : Buah Cinta Rasulullah Saw Sosok Sempurna Wanita Surga

Fathimah az Zahra adalah putri Nabi Muhammad saw., wanita yang paling dikasihi oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Rasulullah saw. bersabda, “Fathimah adalah bagian dari diriku, siapa yang membuatnya marah, berarti membuatku marah,” dan, “Niscaya Allah marah jika engkau (Fathimah) marah, dan ridha atas keridhaanmu.
Fathimah, selain berparas cantik (sehingga dijuluki ‘bidadari berwujud manusia’), juga terkenal akan kecemerlangan pikiran dan kefasihannya. Ia juga dijuluki sebagai Ummu Abiha (ibu dari ayahnya), karena perannya yang begitu agung dalam kehidupan ayahanda tercintanya, Nabi Muhammad saw. Singkatnya, Fathimah az Zahra adalah sosok wanita sempurna, baik sebagai seorang anak, istri, ibu, maupun sebagai dirinya sendiri. Ia adalah teladan bagi kaum wanita sepanjang masa.Mengapa Fathimah bisa begitu dicintai Allah dan Rasul-Nya? Bagaimana ia meraih kedudukan agungnya itu? Dalam buku ini, akan Anda temukan jawabannya. Buku ini mengulas kehidupan mulia Fathimah az Zahra. Setiap aspek kehidupannya benar-benar di dalami, sehingga dengan membaca buku ini, niscaya kita akan mampu meneladani sosok wanita sempurna itu.***Fathimah az Zahra adalah seorang perempuan yang diciptakan Allah SWT untuk menjadi sebuah tanda kekuatan-Nya yang menakjubkan dan tak tertandingi. Allah Yang Mahaagung menganugerahi Fathimah limpahan keagungan yang amat besar serta ketinggian derajat kemuliaan.Fathimah tumbuh di rumah kenabian, di tengah limpahan kasih sayang Rasulullah saw. dan Sayyidah Khadijah, membuatnya mampu meraih derajat tertinggi kesempurnaan dan kecemerlangan. Allah SWT dan Rasul-Nya begitu mencintai Fathimah. Beliau saw. bersabda, “Sesungguhnya putriku Fathimah adalah penghulu kaum perempuan dari awal hingga akhir zaman. Ia bagian dariku dan cahaya mataku; ia bunga hatiku dan ia adalah jiwaku.
Ibunda Anas bin Malik berkata tentang Fathimah, “Fathimah bak bulan di malam purnamanya, atau matahari yang tak tersaput awan. Ia putih dengan sentuhan warna mawar di wajahnya. Rambutnya hitam, dan ia bercirikan keelokan Rasulullah saw.” Rasulullah saw. pun bersabda,
Fathimah adalah seorang bidadari berwujud manusia. Kapan pun kurindukan surga, kucium dia. Ketika Fathimah dibawa ke rumah Ali pada malam (pesta) perkawinannya, Nabi Muhammad saw. memimpin, Jibril di sisi kanannya, Mikail di sisi kirinya, dan 70 ribu malaikat mengiringinya. Para malaikat ini memuja dan memuji Allah SWT hingga fajar. Dalam sebuah hadis dikatakan, “Jika Allah tidak menciptakan Ali, tidak ada yang setara bagi Fathimah.
"Sebaik-baik wanita surga adalah: Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Asiah binti Muzahim, dan Maryam binti ‘Imrân." - Rasulullah saw
Fathimah : Buah Cinta Rasulullah Saw Sosok Sempurna Wanita Surga

Jun 24, 2011

Wayang Kulit - Ki Hadi Sugito - Wahyu Ekajati


Celana Pendek Anak-Anak

Celana pendek untuk anak-anak. Harga Rp 30.000 + ongkos kirim
LP : 54 cm + pinggang karet

Jumper Batik

Grosir jacket, jacket bertudung, jumper, jumper batik dengan berbagai motif yang menarik.


JB-0611A
JB-0611B
JB-0611C
JB-0611D
JB-0611E (XL)

Harga Rp 110.000 + Ongkir

Spesial discount untuk reseller..!!

Jun 18, 2011

BAHAGIA PERIH

Akhir bulan November pertengahan musim hujan. Di saat cahaya purnama menebar di pucuk pepohonan, rumput di tengah alun-alun bergoyang dihembus angin gunung. Kerikil-kerikil kecil di jalan basah oleh gerimis yang turun sesaat sebelum sang surya tenggelam, kini berkilauan ditimpa cahaya bulan. Barisan lampu listrik 5 watt di setiap halaman rumah membantu sang bulan menerangi malam, kerlap-kerlip cahayanya di antara celah-celah daun.

Rumah Wira berdiri megah di tepi alun-alun. Halamannya luas, dikelilingi pagartembok setinggi 2 meter. Mantan kepala desa ini akan marah besar kalau kemegahan rumahnya dihubung-hubungkan dengan status lamanya sebagai bekas orang nomor satu di Pasirbambu.

Malam ini, seorang pemuda berhasil meloncati pagar tembok itu. Ia menyusup ke bagian samping rumah yang cukup gelap. Langkahnya mendap-
mendap mencurigakan. Kalau bukan hendak mencuri atau merampok. Lalu mau apa?
Pemuda berperawakan tegap itu sembunyi sejenak di bawah pohon belimbing. Merasa yakin kehadirannya tak diketahui orang, ia melangkah lagi dengan hati-hati, menuju jendela sebuah kamar. Inilah kamar Winne, putri Wira yang primadona desa. Jika saja Wira tahu kehadiran pemuda itu, ia pasti lekas angkat senjata, sebab ada kemungkinan putrinya akan dibawa minggat dari desa.

"Aku bukan jagoan di layar kaca. Aku orang biasa. Aku hidup menjalani realita. Kalau nasibku harus sial, ya sial. Tak ada skenario yang mengharuskan jalinan cintaku akan berakhir bahagia, kecuali skenario Tuhan yang sama-sekali tak kuketahui," pemuda itu membatin. Mukanya beku, cermin suasana hati yang tak bahagia.

Semua orang di Pasirbambu ini tahu tahu bahwa pemuda itu pemuda itu adalah kekasih Winne, semenjak dahulu, saat keduanya menginjak masa remaja, lima tahun yang lalu. Akan tetapi, jalinan cinta yang dirajut serius kini tergerus oleh idelisme Wira yang tak menghendaki putrinya berpendamping seorang pria sembarangan. Dias, nama pemuda itu, yang usahanya sebagai pembuat kecap, di mata Wira adalah sampah masyarakat.

"Maka kau jangan berprasangka bahwa aku akan nekat menculik Winne," lanjut suara batinnya. Entah kepada siapa ia memanggil 'kau'. Barangkali ia teringat ucapan seorang sahabatnya, Panji, yang pernah menyarankan Dias mengajak Winne minggat.
"Bagaimana kau akan hidup bahagia jika kau takut memperjuangkan cita-citamu?" begitu Panji pernah menasehati. "Winne sekarang bertunangan dengan lelaki bernama Adjie, seorang pengusaha mapan dari kota. Dia juga tampan, lebih tampan daripada kau. Ia memiliki apa pun yang dikehendaki orang tua macam pak Wira. Apa kau kira kau sanggup menghadapi kenyataan itu, hah? Kau sanggup melihat Winne duduk bersanding di pelaminan bersama pria itu? Kau sanggup membayangkan malam pertama mereka? Kau sanggup?"
Pertanyaan yang dilontarkan Panji bertubi-tubi itu hanya dijawab dengan helaan nafas panjang, serta kalimat -yang menurut Panji- sia-sia: "Dia bukan jodohku."
Pahit, getir, tak berdaya. Bahkan Dias sendiri tak menyangka, setelah mengucapkan kalimat itu ia merasa satu tonjokkan keras menghantam telak ulu hatinya.

Sampai detik ini, detik ketika ia termangu di balik jendela kamar Winne, ia masih merasakan dadanya sesak akibat tonjokkan itu.
"Kau lelaki lemah!"
Dias memejam mata.
"Lalu, malam ini apa yang kau harapkan darinya?"
"Rindu. Aku ingin bertemu dengannya. Dan mungkin untuk yang terakhir kali."
"Setelah pertemuan itu apa yang kau dapatkan?"
"Kebahagiaan."
"Sampai kapan bahagia?"
Diam. Dias takjawab.
"Jangan pernah kau dustai perasaanmu sendiri! Jangan kau dengar lagu perpisahan yang merelakan kepergian kekasihnya! Kau pasrah, kau menyerah, dan kau munafik. Kau tahu, tak ada rela yang terpaksa. Keikhlasan itu tanpa beban. Jadi, lakukanlah sesuatu demi kebahagiaanmu. Bawalah Winne pergi dari desa ini. Nikahi dia, seutuhnya. Seumur hidup kau bahagia bersamanya. Bukankah itu sejatinya kebahagiaan?"

Dias mencoba enyahkan ingatannya akan ucapan Panji itu. Ia masih mematung di tengah keremangan. Angin pegunungan bersemilir, dinginnya menusuk-nusuk. Dengan dada berdebar Dias menempelkan telinganya di kaca jendela.
Terdengar lamat-lamat suara orang mengobrol di dalam kamar. Dias memasang pendengarannya lebih kuat, tapi percuma, ia tak mendengar jelas obrolan mereka. Ia hanya bisa memastikan bahwa Winne ada di dalam kamar ditemani ibunya.

***

"Kau terlihat lima tahun lebih tua dari usiamu sebenarnya," kata Isyah, istri Wira, demi melihat wajah Winne yang selalu kusut masam. Perempuan baya itu duduk di tepian ranjang.
Winne bergeming. Ia sudah beberapa menit tegak menghadap dinding memandangi lukisan pantai. Langitnya yang biru dibubuhi tulisan indah nama lengkap Winne Larasati serta tanggal kelahirannya.
"Seminggu lagi hari pernikahanmu, Win. Harusnya kau mulai merawat diri. Jangan perlihatkan cemberutmu itu pada calon suamimu. Sering-seringlah tersenyum. Apalagi nanti akan banyak orang melihatmu. Aneh kalau ada pengantin wajahnya murung begitu!"
Winne berbalik, melangkah lesu mendekati ibunya, menjatuhkan pantatnya ke kursi. Sekilas ia melihat bayangan wajahnya sendiri di cermin. Memang, tampak lebih tua.
"Bagaimana agar aku bisa murah tersenyum, Bu?" tanyanya.
Isyah mengambil guci keramik mungil lalu mengelapnya dengan sapu tangan. "Kau harus membiasakan diri nonton Mama Mia Super Dut," jawabnya.
Winne menarik sudut bibirnya ke tepi. Begitu singkat. Isyah tak menyangka bahwa itu adalah senyuman.
"Jangan menyeringai, dong!" ia menyindir.
"Aku ingin tersenyum di depan Ibu, tapi hatiku tidak bahagia untuk tersenyum," ujar Winne sembari tertunduk.
"Kebahagiaanmu apa?"tanya Isyah.
Winne bungkam.
"Kau sudah cukup umur untuk menikah, Win. Ibu ini nikah dengan bapakmu di usia 16 tahun. Ibu senang. Ibu bahagia."
"Seandainya Ibu tidak mencintai Bapak?"
"Apa kau tak mencintai Adjie?"
Winne menggeleng.
"Tampan, sopan, kaya, dari kota. Benar kau tak mencintainya?"
Jawaban Winne masih gelengan kepala.
"Seandainya Adjie jadi bupati? Gubernur? Pejabat tinggi? Mentri? Presiden?"
"Aku akan tetap mencintai Dias, Bu!" tukas Winne, mantap.
Isyah terhenyak. Guci yang dipegangnya nyaris lepas. "Dias? Tukang kecap?"
Winne menundukkan kepala dalam-dalam. Hatinya perih mendengar ejekan sang ibu terhadap kekasihnya.
"Kau melupakan statusmu, Win. Bapakmu mantan kepala desa, dihormati, disegani. Jika kau punya suami orang mapan, itu akan menjaga martabat keluarga. Bukan seperti Dias."
"Bu, kalau kutahu jadi anak kelurga terhormat tak bebas menentukan pilihan hidupnya sendiri, tentu aku memilih dilahirkan dari keluarga biasa."
"WINNE!" Isyah terpekik. "Jangan bicara sembarangan. Bisa kualat! Kau harus lihat masa depan, Win. Mau kau hidup susah? Mau kau hidup miskin?"
"Ibu mau bilang Dias pemuda miskin?"
Isyah menghela napas. Sejurus terdiam.
"Nanti kau akan seperti Ibu, punya anak, punya cucu. Anakmu akan disekolahkan. Kalau dia pintar, pasti sekolahnya akan tinggi, seperti Adjie yang S2."
"Ibu mau bilang Dias hanya lulusan SMP?"
"WINNE!" Isyah jengkel. Ia jadi ingin membanting guci saking jengkelnya.
Winne mengerjapkan mata tak perduli.
"Win," Isyah mencoba berkata lembut, matanya berkaca-kaca. "Bapak ibumu ini hanya ingin melihat kau dan keluargamu nanti bahagia, dengan cara yang membahagiakan kami juga."
"Mungkin aku, Ibu, Bapak akan sama-sama bahagia seandainya poligami diperbolehkan untuk wanita."
"APA?" Isyah terkejut. "Apa maksudmu?"
"Aku akan menikah dengan Adjie untuk kebahagiaan Ibu, kemudian aku akan menikah lagi dengan Dias untuk kebahagiaanku."
Praaang!
Barangkali Winne hanya sekedar bergurau. Tapi akibat gurauannya, guci kesayangan Isyah terlepas dan pecah.

***

Dias terkejut mendengar bunyi pecahan tadi. Disandarkan punggungnya lebih rapat ke dinding di samping jendela. Telinga kembali dipasang. Yang terdengar kemudian adalah suara pintu ditutup kuat-kuat. Ia menarik napas lega.
Setelah menunggu beberapa detik untuk memastikan tidak ada lagi suara obrolan, Dias mengetuk pelan kaca jendela.
Kain gorden terkuak pada ketukan yang kelima. Cahaya neon di kamar Winne langsung muncrat ke wajah Dias. Pemuda itu mengerjpkan mata.

"Dias?" sapa Winne setelah kaca jendela dibuka. Ada binar di matanya. Sedetik kemudian ia berlari menuju pintu untuk menguncinya.
"Iya, Win. Ini aku. Maaf...," Dias terbata-bata setelah Winne kembali ke hadapannya.
Winne tersenyum. Barangkali hanya kepada Dias gadis itu bisa tersenyum. Manis, lagi.

Beberapa detik saling tatap dalam kebisuan. Winne menunggu Dias meneruskan ucapannya tadi. Tapi Dias tampak gugup. Mungkin juga takut.
"Maaf atas apa, Ias?" desak Winne.
Dias mengangkat tangan. Bukan untuk meraih tangan Winne seperti yang disangka Winne sebelumnya. Dias malah membuka satu persatu jemari. Mulutnya menghitung.
"20 hari, Win, kita tak bertemu," desahnya kemudian.
Winne termangu. Ya, selama itulah ia tersiksa memendam rindu. Terhitung sejak ia resmi tunangan -lebih tepatnya: ditunangkan- dengan Adjie.
"Kau tak rindu padaku?" bisik Dias lagi.
Winne mengangguk pelan. Diraihnya tangan Dias, lalu dibawa ke dekapannya.
Lagi, keduanya membisu. Ada niat yang sejak lama tak terlaksana. Dias ingin sekali saja mencium gadis itu. Tapi, lagi-lagi perasaan malu menyergapnya.

"Aku sudah bertunangan, Ias. Kau mau lihat cincinnya?" lirih Winne tiba-tiba.
Sret!
Dias merasa sembilu tajam menusuk hatinya
"Mau lihat cincinnya?" Winne mengulang tanya. Tatapannya menyelidik.
Dias menggeleng. "Kenapa tidak kau pasang di jarimu?" tanyanya kemudian.
"Kau akan terluka jika aku memasangnya," jawab Winne.
Dias tersenyum bahagia.
"Seminggu lagi aku menikah, Ias," sambung Winne.
Sret!
Ini untuk kedua kalinya. Ucapan itu terdengar amat perih di telinga Dias. Tapi dicobanya mengulum senyum.
Melihat senyum Dias, wajah Winne berubah kecut. "Kau tidak cemburu?"
"Kalan cemburuku bisa membuatmu bahagia, aku jawab: ya, aku cemburu."
"Tapi kau tak berbuat apa-apa untuk melawan perasaan cemburumu!"
Dias tertegun. Apa maksudnya?
"Maksudku, kau terlalu banyak mengalah


pada kenyataan. Aku tak suka lelaki model begini. Aku benci lelaki macam kau!"
Sret!
"Jadi kau ingin aku membunuh calon suamimu?"
"Itu bodoh. Itu akan membuat kau mendekam 20 tahun di penjara. Kalau Adjie mati dan kau dipenjara, lalu aku untuk siapa?"
"Banyak lelaki lain yang sanggup melamarmu, Win. Sanggup dalam hal duniawi untuk memenuhi keinginan orang tuamu."
"Dan kau akan membunuhnya lagi?"
"Tak mungkin, sebab aku sudah dipenjara. Aku tak akan tahu dan tak akan perduli kau milik siapa. Aku tak akan lagi pikirkan kamu. Aku capek."
"Dias..."
"Kau sendiri selalu mengalah pada kemauan orangtuamu. Seharusnya kau tolak lamaran pria itu. Seharusnya kau katakan bahwa kau tak bisa hidup tanpaku. Kau diam saja. Kau turuti saja apa mau mereka. Kau korbankan cinta kita. Aku tak suka wanita seperti itu!"
Gelegar!
Hati Winne bagai disambar halilintar. Ia menelukupkan wajahnya dan menangis. Di antara isaknya ia berkata, "Aku menangis, Ias. Tapi mereka tak mau perduli dengan tangisku."
Mau tak mau mencairlah kebekuan di wajah Dias. Terenyuh ia dengan tangisan perih itu. Ia kembali meraih tangan Winne, ditarik sedikit keluar jendela.
"Lihat bulan itu!" suruh Dias sambil mendongak ke bulan.
Winne turut memandang bulan.
"Aku akan terus memandang bulan itu, nanti di rumahku. Aku akan meminta supaya ia mau turun ke bumi untuk menemaniku di kala sendiri. Kalau dia tak juga turun ke bumi, akan kupasang sayap buatan di tanganku agar aku bisa terbang memeluknya. Dan jika sayapku patah sebelum sempat aku memeluknya, berarti aku hanya bisa memandangnya saja."

Winne terkesiap saat Dias melepas genggaman tangannya. Ia melihat senyum pahit terkulum di bibir pemuda itu. Winne tak sempat berkata apa-apa lagi karena Dias sudah berbalik melangkah pergi, meninggalkannya. Tolehan terakhir dari Dias kembali menyeret air mata Winne dari sudut mata ke sudut bibirnya.
"Maafkan aku, Dias!" bisiknya pedih.
Penyesalan bergolak hebat dalam dada. Betapa Winne harus akui bahwa semua ucapannya tadi memang disengaja untuk membuat Dias cemburu. Ia berharap Dias melampiaskan cemburunya itu dengan berbuat apa saja terhadap dirinya. Ia rela apabila Dias menculiknya. Ia akan bahagia andai Dias nekat melakukan hal itu. Atau... ah, Winne pun siap menyerahkan segalanya, bahkan kehormatannya, andai Dias mau. Tapi Dias memilih pergi, memilih terluka, memilih yang pantas dipilih oleh pria macam dia: sabar, tabah, pasrah.

Sementara Dias terseok-seok menuju rumahnya. Hatinya perih, teriris-iris. Dadanya semakin sesak. Sebuah kalimat terucap di bibirnya: "Pertemuan tadi, betapa pun perih, bagiku tetaplah kebahagiaan."

Penulis Dedes Sudiyanto ditulis di Suka Internet

Jun 8, 2011

How to Encourage Your Child to Dress Himself

Encouraging your child to dress himself fosters independence and helps him to learn valuable decision making skills. You usually can start letting your child dress himself around the age of 4 years old, though it can be taught to him at about 3 years old with some assistance. Here are some tips for encouraging your child to dress himself so that he can gain independence, but you can also be sure he is wearing an appropriately matched outfit.



Instructions

1. Encourage your child to choose between two outfits you put out. Allowing your child to make a decision regarding what he should wear for the day helps him to gain valuable skills for independence. However, letting your child pick out his own clothes could be a disaster so it's best to choose two outfits you think look good and allowing your child to pick the one he wants to wear. This way, he is making the choice and will feel independent in doing so, even if it was your two choices he made a decision about. Praise your child after he choices the outfit he wants to wear to encourage him to keep using his independence and decision making skills later.

2. Show your child a few times how to dress. Letting your child learn by example is the best way to help him understand what dressing himself involves. Take time with each piece of clothing as you show your child how to dress. First put on his underwear, his socks, his pants, and his shirt...one by one (or in any order you prefer). Tell your child what you are doing as you dress him so that he understands. Let him know each article of clothing you are putting on him and keep him informed of each step. This way, he'll know how to do it himself when it's his turn to try.

3. Allow your child to try dressing himself with your assistance. Stand by and watch your child repeat the same things you did when you dressed him and he watched. Lend a hand as needed and guide him through the changing process. Talk to him as you both dress him and tell him what you are both doing. Speaking to him while helping him dress will allow him to understand through repetitive talk what needs to be done. Your child may get a little upset at you helping him because he'll want to do it himself. Just explain that he is going to have that chance the next time.

4. Encourage your child to dress all by himself while you give him privacy. Let your child be alone in his room and dress himself without you hovering over him. This will be a little difficult for you since you'll feel compelled to want to help. Try to be patient and just let your child figure it out. You've already shown him how to do it a few times so it's time to see how well he does on his own. Your child will feel so proud of himself that you let him do it alone and you will probably be amazed at how good he does dressing himself. Praise your child when he comes out of the room dressed. Help him with anything that was a little messed up and tell him that you're very proud of him.

Post from Ehow Family

Jun 7, 2011

Dress anak yang manis


Dress Anak DA06D
Harga : Rp 30.000 + ongkos kirim
S : LD : 64 cm , panjang : 74 cm , LP : 22 cm
Pilihan :
Spesifikasi : smook bunga


Order 0817 439 779
Email aldes_70@yahoo.co.id
mutiacreation@gmail.com
Blog http://www.mutiacreation.co.cc


Dress Anak DA06E
Harga : Rp 30.000 + ongkos kirim
S : LD : 64 cm , panjang : 63 cm , LP : tanpa lengan
Pilihan :
Spesifikasi : sekrem

Dress Anak DA06F
Harga : Rp 35.000 + ongkos kirim
S : LD : 76 cm , panjang : 81 cm , LP : tanpa lengan
Pilihan :
Spesifikasi : Aura

Baju Anak DA06G
Harga : Rp 30.000 + ongkos kirim
S : LD : 88 cm , panjang : 63 cm , LP : tanpa lengan
Pilihan :
Spesifikasi : Mehek

Dress anak yang cantik


Dress Anak DA06A
Harga : Rp 35000 + ongkos kirim
LD : 80 cm , panjang : 85 cm , LP : pendek
Pilihan :
Spesifikasi : Pias

Order 0817 439 779
Email

aldes_70@yahoo.co.id
mutiacreation@gmail.com
Blog

http://www.mutiacreation.co.cc

Dress Anak DA06B
Harga : Rp 35000 + ongkos kirim
S : LD : 88 cm , panjang : 75 cm , LP : tanpa lengan
Pilihan :
Spesifikasi : Jesika

Dress Anak DA06C
Harga : Rp 35000 + ongkos kirim
S : LD : 80 cm , panjang : 78 cm , LP : pendek
Pilihan :
Spesifikasi : Pias

Jun 2, 2011

Kemeja Pria Lengan Pendek






 

Code  : G06A dan G06B
Harga : Rp 55.000 + ongkos kirim
M : LD : 106 cm , panjang : 73 cm , LP : 27 cm
L : LD : 110 cm , panjang : 75 cm , LP : 28 cm
XL : LD : 114 cm , panjang : 78 cm , LP : 29 cm
Pilihan : Motif , warna Spesifikasi : satu saku di dada








Code  : G06C
Harga : Rp 55.000 + ongkos kirim
M : LD : 106 cm , panjang : 70 cm , LP : 26 cm
L : LD : 108 cm , panjang : 72 cm , LP : 27 cm
XL : LD : 114 cm , panjang : 73 cm , LP : 28 cm
Pilihan : Motif , warna Spesifikasi : satu saku di dada
Order   0817 439 779
Email   aldes_70@yahoo.co.id
                mutiacreation@gmail.com
Blog     http://www.mutiacreation.co.cc
search engine optimization
Earn Money ! Affiliate Program
:: THOUGHTS ASIDE ::
How to tackle promoting a website, if you are a newcomer to the subject? The most challenging part would be finding a good service provider; someone with expertise, backed up with years of experience on the market. There are thousands of such services on the web, but we recommend Software Submit.NET search engine submission services for website owners. While being an expert in software promotion, they also have a great range of services for website owners, you do not have to sell software applications to be able to benefit from their services.
Work by: praca

Hotshort